BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Lingkungan pendidikan saat
ini sangat kompetitif, hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk membangun keunggulan dan memutakhirkan peta perjalanan (roadmap)
organisasi secara berkelanjutan, menempuh langkah-langkah strategik dan
mengerahkan serta memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam
mewujudkan masa depan organisasi. Kecenderungan umum, saat ini lembaga
pendidikan hanya mengandalkan
anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan organisasi, sehingga
menjadi tidak koheren antara misi, visi, tujuan, rencana jangka panjang, rencana jangka pendek, serta implementasinya. Selain itu, sistem perencanaan pada umumnya hanya mengikutsertakan sebagian kecil staf organisasi untuk membangun masa
depan organisasi.
Untuk itu, maka perencanaan
strategis merupakan solusi yang dapat diandalkan sebagai penentu masa depan
sebuah lembaga. Perencanaan strategis telah lama digunakan sebagai alat untuk
mentransformasi dan merevitalisasi lembaga bisnis, publik, dan non-profit. Tujuan utamanya adalah untuk merespon kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan lingkungan di masa depan. Perubahan tersebut sebagai akibat
terjadinya ketidaktentuan keadaan politik, ekonomi, tuntutan masyarakat, dan
perubahan teknologi yang terjadi secara cepat. Kesemuanya itu menuntut
perubahan internal dan eksternal organisasi agar bisa menjalankan kegiatan atau
programnya secara berkesinambungan.
Perencanaan strategik merupakan
suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke
mana lembaga akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk
mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan
lingkungan. Selain itu, perencanaan strategik (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan
tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program
strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Dengan
adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi suatu lembaga menjadi jelas
sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana
lain dan dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga
dapat dikatakan bahwa perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan
organisasi atau perusahaan, hal ini disebabkan karena:
1. Perencanaan
strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2. Melakukan
perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara jelas
3. Perencanaan
strategi memungkinkan pimpinan mempersiapkan diri terhadap kemungkinan
terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya.
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang
strategis bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada
alinea ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal
tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam
agenda pemerintahan yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan Negara Indonesia yang tertuang dalam
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
diriya, masyarakat, bangsa dan negara. Agar kegiatan pendidikan tersebut
terencana dengan baik maka dibutuhkan kurikulum pendidikan.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan
perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini,
sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak profesional
dapat menghambat proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat
langkah sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidian formal.
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan
dengan baik, dibutuhkan renccana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk
mengendalikan organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sampai kepada
kepada implementasi garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan
sasarannya tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan bagi sekolah
dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis
paling tidak terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara
mencapai tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran
dan strategi tersebut harus dilakukan pengelola sekolah, agar sekolah memiliki
arah kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan.
Terkait
dengan hal tersebut, dalam makalah ini pembahasan akan difokuskan pada beberapa
unsur dalam proses perencanaan strategis, yaitu memformulasikan (merumuskan)
misi, strategi, serta visi dalam bidang pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang persoalan
yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Langkah-langkah
apa saja yang harus dilakukan untuk membuat sebuah perencanaan strategik?
2. Apa
pengertian dari misi, strategi, dan visi?
3. Bagaimana
cara memformulasikan misi, strategi, dan visi dalam sebuah perencanaan
strategik?
4. Bagaimana
implementasinya dalam bidang pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
Bryson (2008: 23) mengemukakan bahwa
perencanaan strategi adalah sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat
keputusan dan tindakan penting yang
membentuk dan mengarahkan
bagaimana suatu organisasi
atau entitas lainnya, apa
yang akan dikerjakan
organisasi atau entitas
lainnya dan mengapa organisasi
(entitas lainnya) mengerjakan seperti itu. Bryson (2008:55) membagi proses
perencanaan strategik menjadi sepuluh langkah, yang mengarah kepada tindakan,
hasil, dan evaluasi adalah:
1.
Memrakarsai
dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Tujuan langkah pertama
adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang penting pembuat keputusan (decision
makers) atau pembentuk opini (opinion leaders) internal dan
eksternal tentang seluruh upaya perencanaan strategis dan langkah perencanaan
yang terpenting.
2.
Memperjelas
mandat organisasi. Mandat formal dan informal yuang ditempatkan pada organisasi
adalah keharusan yang dihadapi organisasi.
3.
Memperjelas
misi dan nilai-nilai organisasi. Misi organisasi yang berkaitan erat dangan
mandatnya, menyediakan raison de’etre-nya, pembenaran sosial bagi
keberadaannya, mengurangi konflik, dan merencanakan masa depan.
4.
Menilai
lingkungan eksternal. Tim perencanaan harus mengeksplorasi lingkungan di lingkungan
organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi.
5.
Menilai
lingkungan internal. Untuk mengetahui kekuasaan dan kelemahan internal,
organisasi dapat memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process),
dan kinerja (outputs).
6.
Mengidentifikasi
isu strategis yang dihadapi organisasi. Lima unsur pertama dari proses secara
bersamaan melahirkan unsur keenam, identifikasi isu strategis persoalan
kebijakan penting yang mempengaruhi mandat, misi, dan nilai-nilai dalam organisasi.
7.
Merumuskan
strategi untuk mengelola isu-isu. strategi didefinisikan sebagai pola tujuan,
kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang
menegaskan bagaimana organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa
organisasi harus mengerjakan hal itu. Strategi dapat berbeda karena tingkat,
fungsi, dan kerangka waktu.
8.
Menciptakan
visi organisasi yang efektif untuk masa depan. langkah terakhir dalam proses
perencanaan, organisasi mengembangkan deskripsi mengenai bagaimana seharusnya
organisasi itu sehingga berhasil mengimplementasikan strateginya dan mencapai
seluruh potensinya. Deskripsi tersebut merupakan visi keberhasilan.
9.
Mengembangkan
proses implementasi. Proses implementasi adalah inti dari seluruh perencanaan
yang dibuat. Bagaimana strategi dijalankan sesuai dengan rencana untuk mencapai
tujuan organisasi.
10. Menilai kembali strategi dan proses perencanaan strategis. Setelah
seluruh langkah dijalankan, maka yang terakhir adalah menilai kembali strategi
dan proses perencanaan untuk perbaikan organisasi di masa mendatang.
A. Misi
Misi merupakan sebuah guidelines yang lebih pragmatis dan konkrit yang dapat dijadikan
acuan pengembangan strategi dan aktivitas dalam lembaga atau organisasi. Secara
umum misi menurut Sharplin (1985) adalah ‘alasan keberadaan’, misi sebagai
deskripsi tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa. Sementara itu Pearce
dan Robinson (1988) menyebutkan bahwa misi organisasi disebutkan sebagai tujuan
fundamental dan unik yang menunjukkan perbedaan suatu organisasi dengan
organisasi lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan (scope)
organisasinya. Bertitik tolak dari pandangan tersebut misi adalah alasan bagi
keberadaan sebuah organisasi, dalam hal ini yaitu alasan keberadaan sekolah,
karena itu sekolah sebagai organisasi memiliki kebutuhan khusus untuk
mengkomunikasikan misi dan mengartikulasikan tujuan, target dan ukuran yang menjadi dasar penilaian kinerjanya.[1]
Misi sekolah adalah aspirasi kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat sekolah lainnya
yang akan dijadikan elemen fundamental penyelenggaraan program sekolah dalam
pandangan sekolah dengan alasan yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai
sekolah.
Kotler (1987) mengatakan bahwa misi adalah
pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan
pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok
masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta aspirasi dan
cita-cita di masa depan.
Dari pengertian tersebut, tampaknya ada lima
unsur penting yang tidak dapat dilupakan dalam merumuskan misi suatu
organisasi, yaitu:[2]
1.
Produk apa atau pelayanan apa yang akan
ditawarkan. Apakah itu pendidikan anak-anak, pendidikan tinggi, dan lain-lain.
2.
Apakah produk atau pelayanan yang ditawarkan
itu dapat memenuhi kebutuhan tertentu yang memang diperlukan dan bahkan dicari
karena belum tersedia selama ini.
3.
Misi harus secara tegas menyatakan publik mana
yang akan dilayani.
4.
Bagaimana kualitas barang atau pelayanan yang
hendak ditawarkan.
5.
Aspirasi apa yang diinginkan di masa yang akan
datang.
Unsur-unsur
misi tersebut selayaknya dinyatakan sebagai keyakinan untuk sungguh-sungguh
dilaksanakan oleh organisasi, tidak hanya sebagai semboyan tanpa makna. Oleh
karena banyak hal yang perlu diketahui oleh masyarakat yang dilayani, rumusan
misi tidak dapat terdiri dari satu kalimat atau pernyataan singkat saja.
Misi merupakan
“alat yang tak ternilai” untuk mengarahkan perumusan strategi dan pelaksanaan
strategi. Ia merupakan fondasi yang konstan dalam pengambilan keputusan
strategik. Ia bahkan adalah common thread yang menyatakan seluruh
aktivitas organisasi (Wheelen dan Hunger, 1990).
Misi disebut raison
d’etre-nya organisasi, yaitu yang merupakan alasan kehadirannya, pembenaran
tentang eksistensinya (Higgins, 1995). Misi sebenarnya menjelaskan hal-hal yang
sangat fundamental, merupakan falsafah dasar dari organisasi, sebagai pendorong
lahirnya inspirasi-inspirasi yang penuh motivasi. Misi juga penting karena
suatu perumusan tujuan dan sasaran yang realistik hanya mungkin dilakukan
jikalau terlebih dahulu misi organisasi sudah diidentifikasi.
Merumuskan misi
organisasi terkadang dianggap mudah, tetapi kesulitannya lebih banyak ketimbang
gampangnya. para pengambil keputusan strategik sering mampu merumuskan misi itu
dengan baik, tetapi segera timbul kesulitan dalam mengkoordinasikan
tindakan-tindakan manajerial. Inilah peranan kritis dari berbagai organisasi
karena banyak organisasi yang gagal merealisasikan misinya. Misi, karenanya
harus mendarat lebih dahulu dalam hati semua orang yang bekerja dalam organisasi
itu. Jadi apabila dikatakan bahwa salah satu misi dalam lembaga pendidikan
adalah meningkatkan kualitas, maka seharusnya semua orang yang terlibat dalam
proses itu memahami sungguh-sungguh apa yang dimaksud dengan meningkatkan
kualitas itu dan senantiasa berusaha menuju ke sana, sementara manajemen puncak
harus pula komit untuk mempertahankan tekad itu.
Terkait dengan
hal tersebut, pada dasarnya misi dibuat untuk jangka waktu tiga sampai lima
tahun dan dapat berubah. perubahan itu bisa dilakukan jikalau terjadi perubahan
penting dalam lingkungan, misalnya ada peluang yang harus dikejar, ada ancaman,
atau tantangan yang sangat berarti. Bisa juga terjadi perubahan apabila
manajemen baru menghendakinya. Misi juga dapat bertahan bertahun-tahun tanpa
ada perubahan, yaitu jika kondisi lingkungan dan pihak-pihak terkait masih
menghendaki demikian. Jadi misi bukanlah dogma yang tidak bisa berubah.
B.
Strategi
1. Definisi
Strategi
Manusia khususnya, mampu
berkompetisi lebih cepat penuh dengan variasi dibanding dengan makhluk lainnya,
karena manusia pada dasarnya mempu mengkombinasikan berbagai elemen kehidupan
seperti intelegensia, imajinasi, kemampuan mengakumulasi sumber daya, serta
mengkoordinasikan perilaku untuk dapat melaksanakan peperangan
(Henderson:1991). Dengan demikian manusia dapat mempertahankan kelanjutan
hidupnya dri generasi ke generasi dan bahkan dapat mengendalikan makhluk
lainnya. naluri kompetitif dari manusia akhirnya dibawa masuk ke dalam
organisasi tempat mereka berada. di sinilah akar dari strategi mulai kelihatan.
Istilah strategy berasl dari
kata Yunani stretegos, atau strategus dengan kata jamak strategi.
strategos berart jendral tetpi dalam Yunani Kuno sering berarti perwira negara (state
officer) dengan fungsinya yang luas. Dalam artian yang sempit, menurut
Matloff (1967), strategy berarti the art of the general (seni jendral).
memang, dalam zaman Yunani Kuno jenderal dianggap bertanggung jawab dalam suatu
peperangan, kalah atau menang.
Seiring berjalannya waktu, strategi
didefinisikan dengan berbagai arti, menurut James Brian Quin stretegi adalah: The pattern or plan that integrates an organization’s major
goals, policies, and action squences into a cohesive whole. McNichols mendefinisikan
strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu
organisasi untuk mencapai sasarannya melaui hubungannya yang efektif dengan
lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Sedangkan dalam
bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi dari
beberapa ahli. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring
Corporate Strategy”) misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan
cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui
konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai
kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Terkait dengan strategi, dalam manajemen
strategis terdapat tiga tahap yang signifikan dalam upaya mencapai tujuan,
yaitu:[3]
1)
Formulasi
strategi, termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih
strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
2)
Implementasi
strategi, mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang telah doformulasikan dapat dijalankan. Melaksanakan strategi
berarti memobilisasi karyawan.
3)
Evaluasi strategi, adalah tahap final dalam
manajemen strategis.Tiga aktivitas dasar evaluasi adalah: meninjau ulang
factor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur
kinerja, dan mengambil tinadakan korektif.
Ketiga aktivitas ini terjadi di 3 hierarki dalam perusahaan besar:
korporat, divisional, atau unit bisnis strategis dan fungsional.
Dengan
merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi, yaitu:
1)
Enterprise Strategy
Strategi ini
berkaitan dengan respon masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan
masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang
tidak dapat dikontrol. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara
organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga
dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi
sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap
tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
2)
Corporate
Strategy
Strategi ini
berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
3)
Business
Strategy
Strategi
pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat.
Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha dan
sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan
stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat
yang lebih baik.
4)
Functional
Strategy
Strategi ini
merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada
tiga jenis strategi functional yaitu:
Ø Strategi
functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi
hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan
dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
Ø Strategi
functional manajemen, mencakup
fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
decision making, representing, dan integrating.
Ø Strategi
isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi
lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang
selalu berubah.
Tingkat-tingkat
strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap
pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat
dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan
soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi.
Tipe-tipe strategi pada dasarnya sama
dengan tingkat-tingkat strategi, hanya perbedaan istilah penggunaannya saja.
Menurut Koteen (1991), terdapat tipe-tipe strategi, yaitu:
a.
Corporate
strategy (strategi organisasi)
strategi ini
berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif
strategik yang baru.
pembatasan-pembatasan dilakukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
b.
Program
strategy (strategi program)
strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi
strategik dari suatu program tertentu.
c.
Resource
support strategy (strategi
pendukung sumber daya)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan
kualitas kinerja organisasi.
d.
Institusioanal
strategy (strategi kelembagaan)
Fokus dari strategi institusonal ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk
melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.
Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan
segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka
panjang untuk memenangkan kompetisi. implementasi stargtegi dalam manajeman
sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik
ke dalam aksi yaitu penyelengggaraan program sekolah. betapa pun hebatnya suatu
strategi bila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan
bermakna bagi pengembangan sekolah.
Setiap lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana
strategis yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek pemerataan mutu,
efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian seluruh tindakan atau
program yang direncanakan dapat terstruktur dan terevaluasi dengan baik.
C.
Visi
Langkah penting dalam proses perencanaan
strategis adalah mengembangkan deskripsi yang jelas dan ringkas tentang
organisasi atau komunitas harus seperti apa ketika berhasil mengimplementasikan
strateginya dan mencapai seluruh potensinya. Deskripsi ini harus menjadi visi
keberhasilan organisasi. biasanya, visi keberhasilan ini lebih penting sebagai
panduan untuk mengimplementasikan strategi dan bukan memformulasikannya.
Sementara sedikit sekali organisasi publik dan
nirlaba yang mempunyai pernyataan misi yang jelas dan berguna. sebagian
alasannya adalah bahwa visi itu mencakup misi. Misi menguraikan tujuan
organisasi, sedangkan visi dapat dipakai untuk menggambarkan bagaimana
organisasi harus terlihat ketika organisasi bekerja baik (Lonnie, Helgeson,
komunikasi Pribadi, 1986).
Visi adalah kondisi masa depan yang
masih abstrak, tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang
(Salusu, 1996:130). Ini berarti visi merupakan suatu pikiran yang melampaui
realitas sekarang, sesuatu atau keadaan yang diciptakan yang belum ada
sebelumnya dan akan diwujudkan oleh seluruh anggota organisasi. Visi memberikan
gambaran kondisi yang akan dicapai oleh organisasi di masa yang akan datang,
selanjutnya Bryson (1995:65) mengemukakan bahwa sesungguhnya visi memberikan
kerangka dasar tentang gambaran organisasi di masa mendatang.
Visi menggambarkan
akan menjadi apa suatu
organisasi di masa depan. Penetapan visi
harus melihat kemampuan dan keadaan internal organisasi. Semua organisasi,
termasuk organisasi sekolah mempunyai visi. Visi adalah agenda tujuan sebagai
prestasi yang harus dicapai dalam aktivitas sekolah. Sejalan dengan ituBeach
(19930 mengemukakan proses merumuskan visi dimulai dengan ide-ide kreatif atau
dengan menciptakan ide-ide baru dengan menggali tuntutan lingkungannya. Apabila
visi telah dirumuskan dengan baik dan sempurna, selanjutnya dirumuskan statemen
misi dan statemen misi dijadikan acuan menyusun rencana dan program sekolah.
Qigley (1993:26) mengemukakan visi adalah aspirasi yang akan dijadikan elemen
fundamental dalam pandangan organisasi dengan alasan yang jelas dan konsisten
dengan nilai-nilai sekolah. Visi terbentuk dengan kecerdasan penghayatan
nilai-nilai, pengetahuan dan pengalaman, kemampuan khusus yang konseptual,
pemecahan maslah serta daya-daya perilaku lain yang dijadikan unggulan.
Bertitik tolak
pada pandangan tersebut, visi sekolah haruslah konsisten dengan nilai dan
daya-daya perilaku sekolah yang menjadi ciri khas sekolah, stabil, berubah ke
arah yang lebih baik, dan selalu menjadi subjek evaluasi atas dasar kecerdasan
penghayatan nilai-nilai moral, akademis, ilmiah, dan sistematis dalam
memecahkan berbagai problematika sekolah. Dengan kata lain visi merupakan
endapan dari suatu sistem nilai dan kaidah yang diberlakukan.[6]
Dalam
sebuah lembaga organisasi, visi
merupakan sarana untuk :
a) Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi
dalam
arti tujuan dan tugas pokok
b) Memperhatikan frame work hubungan
antara organisasi dengan stekholders
(Sumber daya manusia, konsumen, dan pihak lain yang terkait)
c) Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi
dalam arti
pertumbuhan dan perkembangan
Untuk
mampu menjadi gambaran yang ingin
diwujudkan suatu organisasi, pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi
tema yang mempersatukan semua unit dan organisasi, menjadi media komunikasi dan
motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi.
Oleh sebab itu, dalam perumusan
dasar-dasar visi keberhasilan sebaiknya:
1. Mengingat bahwa dalam banyak kasus, visi
keberhasilan tidak diperlukan untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Akan
tetapi mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk menghadapi isu
strategis dapat merupakan hal yang dapat menghasilkan perbaikan kinerja
sebagian besar organisasi.
2. Sebelum visi keberhasilan muncul, organisasi
perlu merumuskan beberapa lingkaran atau langkah-langkah perencanaan strategis
sebelumnya.
3.
Visi keberhasilan harus meliputi item-item hasil yang diinginkan. Organisasi
harus berpikir mengenai versi dari visi sukses yang dipublikasikan dalam rencana
strategis menjadi suatu hal yang nyata.
4.
Visi keberhasilan harus sebanyak mungkin timbul dari keputusan dan tindakan yang
lalu. keputusan dan tindakan masa lampau seringkali menjadi catatan konsensus
tentang bagaimana organisasi itu dan harus mengerjakan apa. mendasarkan suatu
visi pada konsensus yang telah ada sebelumnya menghindarkan konflik yang tidak
perlu. realisasi masa depan baru akan lebih mudah jika masa depan itu adalah kelanjutan
dari masa lampau dan masa sekarang (Weick, 1979).
5.
Suatu visi keberhasilan harus menjadi sesuatu
yang inspirasional. Apa yang mengilhami orang adalah deskripsi yang jelas
mengenai masa depan yang diinginkan dengan didukung oleh keyakinan yang nyata. Visi
yang inspirasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
memfokuskan kepada masa depan yang lebih baik
b.
mendorong harapan dan impian
c.
dibangun
berdasarkan penafsiran kembali sejarah dan budaya untuk menarik cita-cita dan
nilai-nilai umum dari organisasi
d.
menjelaskan
arah dan tujuan organisasi
e.
menyatakan
hasil-hasil yang positif
f. menekankan keunikan dan kekhasan kompetensi organisasi
g. menekankan
kekuatan kelompok yang bersatu
h. menggunakan gambar, imaji, dan metafora kata
i.
mengkomunikasikan
antusiasme dan kegembiraan yang menyala-nyala serta memupuk komitmen dan
dedikasi.
6.
Visi keberhasilan
yang efektif adalah yang mewujudkan tingkat ketegangan yang tepat untuk
mendorong perubahan organisasi yang efektif.
7.
Satu cara yang
berguna untuk mulai mengkonstruksikan visi keberhasilan adalah mempunyai
anggota tim perencanaan strategis sebagai individu yang mempersiapkan rancangan
visi, kemudian saling mengungkapkan dan mendiskusikan respon mereka.
8.
Suatu proses
normatif harus digunakan untuk mengulas visi keberhasilan. biasanya rancangan
diulas oleh anggota tim perencanaan, para pembuat keputusan lainnya, anggota
dewan yang berkuasa, dan para stekeholder luar yang terpilih.
9.
Konsensus atau
pernyataan visi di kalangan para pembuat keputusan kunci sangat diperlukan,
tetapi tidak diperlukan secara mutlak.
10.
Karena visi
keberhasilan membantu memandu keputusan dan tindakan organisasi, maka visi
keberhasilan harus disebarkan dan dibahas secara luas.
D. Implementasi Formulasi Visi, Misi,
dan Strategi Dalam Perencanaan Strategik Bidang Pendidikan
Visi merupakan suatu proses yang menggambarkan serangkaian kegiatan
perencanaan dan penetapan sasaran sekolah secara formal. Dan misi adalah alasan
keberadaan suatu lembaga. Untuk mewujudkan visi, maka dibutuhkan misi. Strategi
adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources
dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan
kompetisi. Implementasi startegi dalam manajeman sekolah melibatkan upaya besar
yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu
penyelengggaraan program sekolah. Betapa pun hebatnya suatu visi, misi, dan
strategi bila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan
bermakna bagi pengembangan sekolah.
Karena itu, kemampuan kepala sekolah dan personel sekolah lainnya
mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan
skill kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional
yang bertanggung jawab terhadap kemempuan belajar peserta didik. Kenyataannya
implementasi strategi khususnya di sekolah tidak mudah dilakukan. umumnya
sekolah terjebak pada kegiatan yang bersifat rutin yaitu guru masuk kelas
memberikan pelajaran pendekatannya sama seperti sebelumnya, melaksanakan ujian,
memberikan nilai dan hasil ujian dan akhirnya peserta didik lulus dengan
kualitas seadanya.
Tiga elemen manajemen strategik, yaitu analisis strategi, formulasi
strategi, dan implementasi strategi, yang paling sulit untuk dilakukan adalah
implementasi strategi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miller (1996:329) “it
has been rather easy for us ti decide where we wanted to go. The hard part is
to get the organization to act on the new priorities.” Strategi akan cukup
mudah bagi kita untuk menentukan kemana kita mencari bagian tersulit
mendapatkan organisasi pada tindakan prioritas yang baru. Proses implementasi
strategi manajemen sekolah meliputi keseluruhan kegiatan manajerial yang
mencakup keadaan seperti motivasi, kompensasi, penghargaan manajemen, dan
proses pengawasan.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
a) Langkah awal dari strategy formulation
sebagai tahapan dalam perencanaan strategis menurut Bryson adalah penetapan
misi, strategi, dan visi
b)
Misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang
dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat
diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita di masa depan atau dengan kata lain,
misi adalah guidelines dari visi organisasi.
c)
Strategi adalah
suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai sasarannya melaui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam
kondisi yang paling menguntungkan
d)
Visi merupakan kerangka tentang
gambaran organisasi di masa mendatang yang penetapannya
didasarkan pada kemampuan dan keadaan internal organisasi.
e)
Manajemen
strategik memiliki tiga elemen dasar, yaitu analisis strategi, formulasi
strategi, dan implementasi strategi. Dan yang paling sulit untuk dilakukan
adalah implementasi strategi. Implementasi startegi dalam manajeman sekolah melibatkan
upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu
penyelengggaraan program sekolah
B.
Saran dan Implikasi
Tidak sedikit
organisasi yang kehilangan jati diri, stagnan dan hancur di tengah jalan. Hal
ini terjadi karena tidak memiliki ketegasan orientasi dalam upaya mencapai
tujuan organisasi yang hendak dicapai. oleh sebab itu, misi, strategi, dan visi
merupakan sesuatu yang signifikan dalam sebuah organisasi.
Visi berfungsi
sebagai mata, cara melihat dan menjadi paradigma manajemen organisasi, sumber
motivasi dan strategi (motivering and strategic vision) kemudian
diinterpretasi dalam sebuah kerangka aplikasi rill kinerja. Visi Misi dalam
organisasi menjadi kerangka konsep yang mempertautkan berbagai kepentingan yang
beragam. Visi Misi merupakan landasan pemersatu dan alat yang dapat menyamakan
arah gerak organisasi sesuai ideologi, asas, dan tujuan yang akan dicapai
sesuai plat form-nya. Visi Misi dalam organisasi juga merupakan dokumen serta
panduan resmi yang wajib ditaati oleh segenap pelaku organisasi dan strategi
merupakan pendukung pengimplementasiannya. organisasi yang ingin maju adalah
organisasi yang siap dengan perencanaan strategik dan visi sukses kemajuan
organisasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, John M., Strategic
Planning For Public and Nonprofit Organization, San Francisco:
Jossey-bass, 1998.
David, Fred R., Strategi Management,
Pearson Education,2009
H Hunger, David &
Thomas L. Wheelen, Management
Strategic, 2009
Sagala, Sayful,
Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2007.
Salusu, J. Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996.
[1]
Syaiful Sagala,
ibid, hal., 135.
[2] Prof. Dr. J.
Salusu, M.A. Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), hal., 121-122.
[4] Salusu, ibid,
hal,. 101-104.
[5] Salusu, ibid,
hal., 105.
[6] Dr. H. Syaiful
Sagala, M. Pd, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2007) , hal., 134-135.
[7]
Syaiful Sagala,
hal,. 139.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar